Kamis, 27 Februari 2014

Social Maping
( Teknik memahami Suatu Masyarakat atau Komuniti )


Oleh:
Dr. Dede Jajang Suyaman, MM.
Dosen Pembimbing Lapangan KKU Desa Cibeureum Kulon Kecamatan Cimalaka 
Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial atau lebih dikenal  dengan social maping adalah sebuah pendekatan yang dipengaruhi ilmu sosial dan geografi, yang hasil akhirnya berupa suatu peta spasial/wilayah yang menggambarkan secara fokus karakteristik dan masalah sosial, seperti jumlah dan lokasi orang miskin, rumah kumuh, rawan bencana dan lain lain,  yang ditandai dengan warna tertentu sesuai dengan tingkat pemetaannya. 
menurut Suharto 2005 "prinsipnya, pemetaan sosial adalah pengumpulan informasi sosial sebanyak banyaknya bagi pengambilan keputusan dan pengembangan masyarakat yang terbaik pada wilayah tertentu."
tujuan  pemetaan sosial
tujuan dalam penelitian ini adalah mendapatkan data yang lengkap serta analisis mengenai potensi dan program yang dapat diterapkan dalam konteks pengetasan kemiskinan disuatu desa, dengna memperhatikan kondisi sosial, potensi lokal dan potensi pasar.
batasan dalam pemetaan sosial
batasan dalam suatu proses pemetaan social adalah :
  1. Batasan waktu           : 1 bulan kalender
  2. Batasan wilayah         : 1 desa terpilih
  3. Batasan aspek kajian : aspek ekonomi
Output
output dari pemetaan sosial ada 4 yaitu,
 1. social mapping report.
 2. business plan and feasibility study
 3. timeline kerja dan parameter keberhasilan
 4. kesiapan kelompok, masyarakat binaan.
Metodologi

1.    Indentifikasi Potensi Lokal
Pada tahap ini kami melakukan pendalaman data sekunder, koordinasi dengan aparat desa, wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat dan kelompok usaha masyarakat, serta observasi langsung kelapangan untuk mendapatkan data primer sebagai validasi.
2.    Participatory Rural Appraisal
Pada tahap ini kami melakukan suatu pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat, yang menghasilkan diskusi tentang, berbagai elemen masyarakat, yang menghasilkan diskusi tentang berbagai isu ekonomi di masyarakat, misalnya trend mata pencaharian, potensi potensial desa, permasalahan dan potensi solusi, dan lain sebagainya.
3.    Analisis Bisnis dan Kelayakan Pengembangan program
Setelah menyepakati alternatif komoditi potensial bermasyarakat, pada tahap ini melakukan analisis dan studi kelayakan terhadap rencana program, yang akan diimplementasikan.
4. pembentukan kolompok dan perancangan implemenasi ( participatory business appraisal)
pada akhirnya, kami melakukan diskusi kelompok bersama masyarakat dalam menyusun rencana kerja, penentuan lokasi, penetapan anggota kelompok, dan koordinasi dengan pemerintah desa setempat.


0 komentar:

Posting Komentar